[REVIEW] NOVEL TOKYO DAN PERAYAAN KESEDIHAN - RUTH PRISCILLIA ANGELINA

Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.

Tokyo dan Perayaan Kesedihan (sumber: ebooks.gramedia.com)

Judul: Tokyo dan Perayaan Kesedihan

Penulis: Ruth Priscillia Angelina

Tanggal Terbit: 15 April 2020

Jumlah Halaman: 212halaman

ISBN: 9786020640846

Bahasa: Indonesia

Hidup tidak melulu harus dimenangkan. Menjadi kalah, salah dan kehilangan akan memberimu ruang untuk menyesal. Menyesal akan membuatmu sedih. tapi itu membuatmu mengingat masa-masa baik yang pernah kau dapatkan. Dari situ kau belajar menghargai hidup (hal.166-167)


BLURB


Joshua Sakaguchi Widjaja meneruskan perjalanan ke Tokyo untuk sejenak menjadi pecundang dalam hidupnya. Dia mengimpikan duduk-duduk santai bersama kopi di dekat taman dan menemukan gadis cantik untuk dijadikan teman menyenangkan. Tapi, di Tokyo yang menyambutnya dengan hangat, dia malah dipertemukan dengan Shira yang banyak bersedih dan meninggalkan banyak surat. Untuk pertama kali dalam hidupnya, alih-alih menjadi pecundang, Joshua malah sibuk menjawab banyak pertanyaan yang tak pernah dia bayangkan.


Shira Hidajat Nagano melarikan diri ke Tokyo untuk menemukan penyelesaian paling terencana dalam hidupnya. Dia membayangkan terjebak di lautan hutan bersama berbagai penyesalan untuk selama-lamanya ditenggelamkan. Namun, di Tokyo yang menggigilkan hatinya, dia justru bertemu Joshua yang semarak dan mampu memvalidasi keputusasaannya. Untuk kali terakhir dalam hidupnya, bukan mengerjakan penyelesaian, Shira dihentikan sejenak oleh jawaban-jawaban yang tak pernah dia kira akan dapatkan.


BACA JUGA: [REVIEW] METROPOP: BLUE MORPHO - SEKAR AYU ASMARA


REVIEW


Jika aku diminta untuk mendeskripsikan buku ini maka yang akan aku katakan adalah “Indah namun membuat frustasi”. Begitulah yang aku rasakan ketika membaca novel ini. Novel dengan tebal hanya 212 halaman bisa dengan mudah kita selesaikan hanya dalam waktu 1 hari. Isinya pun tidak padat jadi semakin mudah untuk dibaca.


Yang membuat sulit justru kisah yang ada di dalam novel ini. Dalam novel ini akan dibagi menjadi dua cerita yaitu dari sisi Shira dan sisi Joshua yang pada akhirnya mereka dipertemukan di Tokyo. Kisah dibuka dari sisi Shira. Pada awalnya jujur aku agak sebal dengan sikap dari Shira ini. Namun, semakin aku membaca kisahnya aku tau bahwa Shira sedang mencoba kabur dari kehidupannya.


Dari luar dia terlihat kuat namun hancur di dalam. Shira banyak membohongi kehidupannya dan tidak bertindak sesuai yang ia inginkan. Ia menceritakan bagaimana sang Ibu yang terlalu menuntut banyak hal pada Shira. Belum lagi ia harus berhadapan dengan sahabat-sahabatnya. Kalau normalnya kita bisa menjadi diri yang apa adanya tapi tidak bagi Shira. Ia harus tetap menjadi Shira yang diterima banyak orang hanya karena ia tidak ingin sendirian di dunia ini. Miris sekali ketika membaca curhatan-curhatan dari Shira ini. Apalagi ia juga meninggalkan surat-surat untuk orang-orang yang ia kasihi selama perjalanannya di Tokyo ini.


Lalu pada bagian kedua kita akan dibawa dari sisi Joshua. Jika dari sisi Shira kita melihat Joshua sebagai sosok yang kuat dan bijak ternyata itu semua topeng. Kita memang tidak pernah bisa menilai apa yang ada di hati seseorang. Joshua yang selalu menguatkan Shira di awal-awal buku juga memiliki sakitnya sendiri.


Joshua juga menjadi korban yang dituntut sempurna oleh keluarganya. Tapi, jika dibandingkan Shira yang menurut Joshua lebih melawan. Ia melawan dengan keluarganya dengan caranya sendiri tapi semuanya itu malah berujung penyesalan. Banyak sekali penyesalan yang terjadi pada hidup Joshua. Terhadap ayahnya, kakaknya, ibu dan adiknya. Joshua benar-benar menjalankan hidupnya sesuka hatinya namun ia malah menyesal. Kini dengan Shira ia tidak ingin lebih menyesal lagi.


Buku ini tidak akan menawarkan kisah yang indah. Tidak ada romantisme sama sekali di buku ini. Kita seakan-akan sedang berada dalam diary ataupun pikiran seseorang tentang pahitnya hidup mereka. Dan jujur aku benar-benar bisa merasakan perasaan kedua tokoh ini, bagaimana frustasinya mereka dan putus asanya.


Tapi, terlepas betapa sedih buku ini aku tetap menyukainya. Aku sepertinya belum pernah menemukan buku yang seperti ini. Apalagi ini aku pertama kalinya baca buku karangan Kak Ruth ini jadi belum tau gaya penulisannya seperti ini. Mungkin kedepannya aku akan coba baca yang lain juga.


Buku ini juga termasuk simple mungkin ya, karena tidak ada konflik berlebih dan memang hanya fokus dengan tokohnya jadi tidak akan membuat pusing pembacanya. Selain itu di buku ini diselipi foto-foto penulis ketika berada di Tokyo. Sambil membaca novel kita akan menikmati banyak lokasi-lokasi di Tokyo jadi seakan diajak jalan-jalan juga. Apalagi bagi aku yang memang udah pengen banget ke Jepang jadi sedikit mengobati denga nada foto-fotonya.


Aku akan beri rating 5/5 untuk buku ini. Buku yang simple banget tapi bisa membawa aku merasakan apa yang dirasakan di tokoh dan tidak neko-neko. Sekesal apapun dengan tokohnya pasti ada alasan yang malah membuat kita iba. Bagi yang cari bacaan pendek boleh banget baca ini. Yang udah baca boleh banget nih share pendapat kalian 😊


BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL MELANGKAH - J.S. KHAIREN

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post