Regionalisme dalam Periwayatan Hadis
Asal-usul Hadis Berdasar Sanad Geografis Kufah
Sejauh ini pemahaman terhadap hadis Nabi Muh}ammad SAW cenderung ahistoris, Nabi Muhammad sebagai sumber hadis,diposisikan diluar konteks ruang dan waktu kemanusiaan. Dalam batas-batas tertentu, pengkultusan terhadap sosok Nabi mewujud dalam sikap puritan berlebihan, misalnya termasuk menganggap segala perilaku Nabi dibimbing wahyu.
Bahwa Nabi mendapat bimbingan wahyu merupakan sesuatu yang aksiomatis, tetapi bahwa Nabi juga manusia biasa harus dianggap sebagai kenyataan lain.
Demikian karena, misalnya dalam diskursus kesarjanaan Barat, Nabi Muhammad dianggap sebagai sosok imajinatif belaka, hasil rekonstruksi ulama abad ke-2 dan ke-3 hijriyah, Nabi tidak benar-benar ada sebagai sosok atau personal sejarah, ia hasil imajinasi generasi awal Islam dengan kepentingan yang tidak seutuhnya dapat diterima.